Makalah Sistem Pendukung Keputusan (Analitycal
Hierarchy Process)
Disusun Oleh : Muhammad Giffary
Ichlasul Amal (18103041075)
Prodi : Teknik Informatika
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala., yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Sistem Pendukung Keputusan (Analitycal
Hierarchy Process)”.
Saya menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, Saya mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini.
Oleh karena itu semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
inspirasi bagi pembaca.
Semarang, 28 September 2020
Penulis
Muhammad
Giffary Ichlasul Amal
18103041075
DAFTAR ISI
1.1 Sistem Pendukung Keputusan
A. Pengertian
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
B. Tujuan Sistem
Pendukung Keputusan
C. Karakteristik
Sistem Pendukung Keputusan
D. Komponen-Komponen
Sistem Pendukung Keputusan
E. Macam –
Macam Metode Sistem Pendukung Keputusan
1.2 Metode AHP (Analytic Hierarchy Process) /
SPK
A. Pengertian
AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) / SPK
B. Kelebihan dan
Kelemahan SPK
D. Prinsip Dasar
dan Aksioma SPK
E. Manfaat Sistem Pendukung Keputusan
F.
Beberapa Contoh Dari SPK ( Sistem Pendukung Keputusan )
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi sekarang ini
sudah sangat pesat, tidak terbatas pada perkembangan teknologi perangkat keras
dan perangkat lunak, namun juga pada metode komputasi. Salah satu metode
komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pendukung
keputusan (Decision Support System). Dalam teknologi informasi, sistem
pendukung keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem
informasi dan sistem cerdas.
Sistem pengambilan keputusan juga
membutuhkan teknologi informasi. Karena dalam era globalisasi seperti sekarang
ini sebuah perusahaan dituntut untuk bergerak cepat dalam mengambil suatu
keputusan dan tindakan. Dengan mengacu kepada solusi yang diberikan oleh metode
AHP (Analitycal Hierarchy Process) / SPK dalam membantu pengambilan
keputusan.
Metode SPK merupakan metode
pengambilan keputusan yang multi kriteria. Jadi akan sangat cocok apabila
digunakan metode SPK dengan multi kriteria dengan melihat adanya
kriteria-kriteria yang dipergunakan dalam pengambilan keputusan.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penulisan ini adalah:
- Apa
yang dimaksud dengan sistem pendukung keputusan (Decision Support System)?
- Apa
tujuan dari DSS, karakteristik DSS dan komponen-komponen utama DSS?
- Metode
apa saja yang dapat digunakan dalam DSS?
- Apa
yang dimaksud dengan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) / SPK?
- Apa
kelebihan dan kekurangan dari metode SPK?
- Bagaimana
tahapan-tahapan metode SPK ?
- Apa
prinsip dasar dari metode SPK?
C. Tujuan
Berdasarkan
perumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan ini adalah :
- Mengetahui
apa yang dimaksud dengan sistem pendukung keputusan (Decision Support
System).
- Mengetahui
tujuan dari DSS, karakteristik DSS dan komponen-komponen utama DSS.
- Mengetahui
metode apa saja yang dapat digunakan dalam DSS.
- Mengetahui
apa yang dimaksud dengan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) / SPK.
- Mengetahui
apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode SPK.
- Mengetahui
tahapan-tahapan metode SPK.
- Mengetahui
prinsip dasar SPK.
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Sistem Pendukung
Keputusan
A. Pengertian
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
DSS merupakan sistem informasi
interaktif yang menyediakan informasi, DSS merupakan sistem informasi
interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data.
Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang
semi terstruktur dan situasi tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu
secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2002).
Menurut Dadan Umar Daihani
(2001:54), konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pertama kali diungkapkan
pada awal tahun 1970-an oleh Michael S.Scott Morton yang menjelaskan bahwa
Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem yang berbasis computer yang
ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dalam memanfaatkan data dan model
tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.
Selain itu Efraim Turban
mengemukakan bahwa Sistem Pendukung Keputusan merupakan sebuah sistem yang
dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi
keputusan semiterstruktur.
Dari beberapa definisi di atas
dapat dikatakan bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi
spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang
berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi struktur dan tidak terstruktur.
Sistem ini memiliki fasilitas untuk menghasilkan berbagai alternatif yang
secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai. Sistem ini berbasis komputer
yang dirancang untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan dalam
memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur. Kata
berbasis komputer merupakan kata kunci, karena hampir tidak mungkin membangun
SPK tanpa memanfaatkan komputer sebagai alat Bantu, terutama untuk menyimpan
data serta mengelola model.
B. Tujuan Sistem
Pendukung Keputusan
Tujuan
dari SPK adalah (Turban, 2005) :
- Membantu
manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
- Memberikan
dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk
menggantikan fungsi manajer.
- Meningkatkan
efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada perbaikan
efisiensinya.
- Kecepatan
komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan
banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
- Peningkatan
produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para
pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi
ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai
lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan).
- Dukungan
kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.
Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, semakin banyak data yang
diakses, makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi.
- Berdaya
saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan
persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit.
- Mengatasi
keterbatasan kognitif dalam memproses dan penyimpanan.
C. Karakteristik
Sistem Pendukung Keputusan
Turban
(2005) mengemukakan karakteristik dan kapabilitas kunci dari Sistem Pendukung
Keputusan adalah sebagai berikut :
- Dukungan
untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan tak
terstruktur.
- Dukungan
untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini.
- Dukungan
untuk individu dan kelompok.
- Dukungan
untuk semua keputusan independen dan atau sekuensial.
- Dukungan
di semua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, desain, pilihan,
dan implementasi.
- Dukungan
pada berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
- Kemampuan
sistem beradaptasi dengan cepat dimana pengambil keputusan dapat
menghadapi masalah-masalah baru dan pada saat yang sama dapat menanganinya
dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang
terjadi.
- Pengguna
merasa seperti di rumah. User-friendly, kapabilitas grafis
yang kuat, dan sebuah bahasa interaktif yang alami.
- Peningkatan
terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas)
dari pada efisiensi (biaya).
- Pengambil
keputusan mengontrol penuh semua langkah proses pengambilan keputusan
dalam memecahkan masalah.
- Pengguna
akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sistem sederhana.
- Menggunakan
model-model dalam penganalisisan situasi pengambilan keputusan.
- Disediakannya
akses untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari sistem
informasi geografi (GIS) sampai sistem berorientasi objek.
- Dapat
dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh
seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu
organisasi keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai
persediaan.
D. Komponen-Komponen
Sistem Pendukung Keputusan
Menurut
Turban (2005), Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari empat subsistem, yaitu:
- Manajemen
Data, meliputi basis data yang berisi data-data yang relevan dengan
keadaan dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut dengan Database
Management System (DBMS).
- Manajemen
Model berupa sebuah paket perangkat lunak yang berisi model-model
finansial, statistik, management science, atau model
kuantitatif, yang menyediakan kemampuan analisa dan perangkat lunak
manajemen yang sesuai.
- Subsistem
Dialog atau komunikasi, merupakan subsistem yang dipakai oleh user untuk
berkomunikasi dan memberi perintah (menyediakan user interface).
- Manajemen Knowledge yang
mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri
sendiri.
E. Macam –
Macam Metode Sistem Pendukung Keputusan
Metode
sistem pendukung keputusan sangatlah beragam, beberapa metode yang sering
digunakan antara lain :
- Metode
Sistem Pakar
- Metode
Regresi Linier
- Metode
Logika Fuzzy
- Metode
B/C Ratio
- Metode
SPK
- Metode
IRR
- Metode
NPV
- Metode
FMADM, dan lain sebagainya.
1.2 Metode AHP
(Analytic Hierarchy Process) / SPK
A. Pengertian AHP (
Analitycal Hierarchy Process ) / SPK
SPK
merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L.
Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau
multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty,
hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah
permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level
pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki,
suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang
kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak
lebih terstruktur dan sistematis.
SPK
sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang
lain karena alasan-alasan sebagai berikut :
- Struktur
yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai
pada subkriteria yang paling dalam.
- Memperhitungkan
validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria
dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
- Memperhitungkan
daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
B. Kelebihan dan
Kelemahan SPK
Layaknya
sebuah metode analisis, SPK pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam system
analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :
- Kesatuan
(Unity) ; SPK membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi
suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
- Kompleksitas
(Complexity); SPK memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan
sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
- Saling
ketergantungan (Inter Dependence); SPK dapat digunakan pada elemen-elemen
sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
- Struktur
Hirarki (Hierarchy Structuring); SPK mewakili pemikiran alamiah yang
cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari
masing-masing level berisi elemen yang serupa.
- Pengukuran
(Measurement); SPK menyediakan skala pengukuran dan metode untuk
mendapatkan prioritas.
- Konsistensi
(Consistency); SPK mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang
digunakan untuk menentukan prioritas.
- Sintesis
(Synthesis); SPK mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai
seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.
- Trade
Off; SPK mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem
sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
- Penilaian
dan Konsensus (Judgement and Consensus); SPK tidak mengharuskan adanya
suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
- Pengulangan
Proses (Process Repetition); SPK mampu membuat orang menyaring definisi
dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian
mereka melalui proses pengulangan.
Sedangkan
kelemahan metode SPK adalah sebagai berikut:
- Ketergantungan
model SPK pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang
ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu
juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian
yang keliru.
- Metode
SPK ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.
C. Tahapan SPK
Dalam
metode SPK dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah Suryadi dan Ali
Ramdhani, 1998) :
- Mendefinisikan
masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. Dalam tahap ini kita
berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detail
dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba tentukan solusi yang
mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah
lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih lanjut
dalam tahap berikutnya.
- Membuat
struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan utama
sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada di bawahnya
yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai
alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap
kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan
dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan).
- Membuat
matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau
pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di
atasnya. Matriks
yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka
konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan
semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas
secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks
mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi.
Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan
menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari
level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya
diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya E1,E2,E3,E4,E5.
- Melakukan
Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah
penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah
banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil perbandingan dari masing-masing
elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan
tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks
dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai
1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas
antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang
bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan
perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty bisa
dilihat di bawah. Intensitas Kepentingan:
1
= Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama
besar
3
= Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya,
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang
lainnya
5
= Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan
penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya
7
= Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu elemen
yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek.
9
= Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang
mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memeliki tingkat penegasan
tertinggi yang mungkin menguatkan.
2,4,6,8
= Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan, Nilai
ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan
Kebalikan
= Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j ,
maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i.
- Menghitung
nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka
pengambilan data diulangi.
- Mengulangi
langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
- Menghitung
vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan yang
merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen pada
tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan. Penghitungan dilakukan lewat
cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai
dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh
normalisasi matriks, dan menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan
membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata.
- Memeriksa
konsistensi hirarki. Yang
diukur dalam SPK adalah rasio konsistensi dengan melihat index
konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna
agar menghasilkan keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk
mencapai yang sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama
dengan 10%.
Apabila
suatu permasalahan pengambilan keputusan ingin diselesaikan dengan metode SPK,
permasalahan tersebut perlu dimodelkan sebagai tiga hirarki umum, yakni tujuan,
kriteria (termasuk sub-kriteria di bawahnya), dan alternatif.
Sebagai
contoh, misalnya seorang manajer dihadapkan permasalahan untuk memilih armada
logistik yang paling sesuai. Permasalahan ini dapat dimodelkan seperti model
hirarki SPK di bawah ini.
Dalam model di atas, terlihat ada beberapa level/baris yang membentuk sebuah
hirarki. Level bagian atas adalah untuk merepresentasikan tujuan. dan level di
bawahnya merupakan level kriteria dan sub-kriteria. Sedangkan level paling
bawah menunjukkan kandidat-kandidat yang akan dipertimbangkan untuk dipilih.
D. Prinsip Dasar
dan Aksioma SPK
SPK
didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu:
- Dekomposisi. Dengan prinsip ini struktur
masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian bagian secara hierarki. Tujuan
didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling
sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternatif.
Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan
yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling
atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level
berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen
tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan
tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu
besar harus dibuatkan level yang baru.
- Perbandingan
penilaian/pertimbangan (comparative judgments). Dengan prinsip ini akan
dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen yang ada dengan tujuan
menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen. Penilaian menghasilkan
skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan berpasangan dalam bentuk
matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan prioritas.
- Sintesa
Prioritas.Sintesa
prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas
dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap
elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan
atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk
memboboti prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan
kriterianya.
E.
Manfaat Sistem Pendukung Keputusan
SPK dapat memberikan berbagai
manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah :
1.
SPK
memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi
pemakainya.
2.
SPK
membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah, terutama dalam berbagai
isu yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3.
SPK
dapat menghasilkan solusi yang lebih cepat dan hasil yang lebih dapat
diandalkan.
4.
Walaupun
suatu SPK mungkin tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil
keputusan, tapi dia bisa menjadi stimulan bagi para pengambil keputusan dalam
memahami masalah, karena mampu menghadirkan berbagai solusi alternatif.
F. Beberapa Contoh Dari
SPK ( Sistem Pendukung Keputusan )
- SPK
Penentuan Siswa Berprestasi
Menentukan keputusan dalam memilah
siswa yang bisa atau layak untuk mendapatkan beasiswa. Dengan cara ini karakter
akan menjadi acuannya. Dan dari karakter ini harus mempunyai nilai yang
sempurna. Dengan cara inilah yang akan membuat penentuan akan tepat tujuannya.
Spk ini sangat berguna bagi sekolah dalam pengembangan dan pemantauan siswa.
- SPK
Penentuan Guru Teladan
Pemilihan guru teladan yang ada
jika dengan menggunakan berdasarkan keputusan dari kepala sekolah akan kurang
efisien. Karena itulah SPK ini dikembangkan untuk menentukan guru teladan yang
layak di jadikan panutan. Dengan SPK ini pihak dari guru akan meningkatkan
prestasi dan kinerja mereka. Dengan itulah perkembangan sekolah juga terjadi
karena peningkatan dari pelajar di sekolah tersebut. Kebutuhan ini juga yang
diinginkan oleh para orang tua agar mendapatkan pengajaran yang baik dengan
kondisi guru yang lebih berpeluang.
- SPK
Pemilihan Kepala Sekolah
SPK ini juga bisa digunakan untuk
memilih kepala sekolah yang lebih unggul dan sesuai dengan kebutuhan dan
kriteria dari sekolah yang ditentukan. Dengan SPK ini juga bisa menghindari kecurangan
di sekolah tersebut.
- SPK
Perangkinggan Siswa
Dengan penggunaan SPK ini pengajar
dengan mudah dalam menentukan ranking setiap siswa hanya dengan memasukkan
nilai si pelajar. Sehingga dengan penggunaan ini akan mengurangi atau
menghindari kecurangan. Dan dengan sistem siswa dengan langsung dapat melihat
detail nilai yang di dapat.
- SPK
Pemilihan Kelas Terbaik
Pemilihan kelas mempunyai tugas
dalam peningkatan cara pengajaran. Ini juga cara terbaik dalam meningkatkan
kualitas sekolah tersebut.
BAB
II PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, kesimpulan yang dapat diambil adalah :
· Metode
ini mampu digunakan untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat.
· Kesalahan-kesalahan
yang mungkin dilakukan ketika pengambilan keputusan seperti keterlambatan dalam
mengambil keputusan dapat diminimalisir dengan menggunakan metode ini.
· Aplikasi
dibuat fleksibel sehingga dapat memungkinkan personal maupun departemen untuk
dapat mengubah nilai dari kriteria-kriteria yang ada.
SARAN
Semoga
dengan berkembangnya komputer mampu membuat pekerjaan manusia semakin lebih
mudah seperti digunakan untuk tujuan penelitian dan sebagainya.
Komputer
dibuat dengan tujuan membantu umat manusia agar bisa semakin berkembang dan
lebih kreatif lagi.
Situs Blog Saya :
https://muhgiffary06.blogspot.com/
DAFTAR PUSTAKA
Daihani, Dadan Umar, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2001.
Efraim
Turban, Decision Support System and Intelligent Systems, edisi
Bahasa Indonesia jilid 1, Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2005.
Kusrini, Konsep
dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2007.
Syaifullah.
“Pengenalan Metode SPK (Analytical Hierarchy Process)”. Home page on-line.
Available from http://syaifullah08.files.wordpress.com; Internet; Accessed 20 Oktober
2012.
Thomas
L. Saaty, NEW! Creative Thinking, Problem Solving & Decision
Making, RWS Publ., ISBN-1-888603-03-8,2005.
https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-pendukung-keputusan/
https://garudacyber.co.id/artikel/787-contoh-sistem-pendukung-keputusan
0 komentar:
Posting Komentar