Selasa, 13 Oktober 2020


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Makalah Sistem Pendukung Keputusan (Analitycal Hierarchy Process)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh : Muhammad Giffary Ichlasul Amal (18103041075)

Prodi : Teknik Informatika

 

 

 

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

 


 

KATA PENGANTAR

 

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala., yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Sistem Pendukung Keputusan (Analitycal Hierarchy Process)”.

Saya menyadari bahwa  makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, Saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini.

Oleh karena itu semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi pembaca.

 

Semarang, 28 September 2020

Penulis

 

Muhammad Giffary Ichlasul Amal

18103041075 

 


 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. 2

BAB 1 PENDAHULUAN.. 4

A.   Latar Belakang. 4

B.   Rumusan Masalah. 4

C.   Tujuan. 4

BAB II PEMBAHASAN.. 5

1.1  Sistem Pendukung Keputusan. 5

A.   Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System). 5

B.   Tujuan Sistem Pendukung Keputusan. 5

C.   Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan. 6

D.   Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan. 6

E.    Macam – Macam Metode Sistem Pendukung Keputusan. 7

1.2  Metode AHP (Analytic Hierarchy Process) / SPK.. 7

A.   Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) / SPK.. 7

B.   Kelebihan dan Kelemahan SPK.. 7

C.   Tahapan SPK.. 8

D.   Prinsip Dasar dan Aksioma SPK.. 10

E.    Manfaat Sistem Pendukung Keputusan. 11

F. Beberapa Contoh Dari SPK ( Sistem Pendukung Keputusan ). 11

BAB II PENUTUP.. 12

KESIMPULAN.. 12

SARAN.. 12

DAFTAR PUSTAKA.. 13

 

 


 

BAB 1 PENDAHULUAN

 

A.   Latar Belakang

Perkembangan teknologi sekarang ini sudah sangat pesat, tidak terbatas pada perkembangan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak, namun juga pada metode komputasi. Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pendukung keputusan (Decision Support System). Dalam teknologi informasi, sistem pendukung keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem informasi dan sistem cerdas.

Sistem pengambilan keputusan juga membutuhkan teknologi informasi. Karena dalam era globalisasi seperti sekarang ini sebuah perusahaan dituntut untuk bergerak cepat dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Dengan mengacu kepada solusi yang diberikan oleh metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) / SPK dalam membantu pengambilan keputusan.

Metode SPK merupakan metode pengambilan keputusan yang multi kriteria. Jadi akan sangat cocok apabila digunakan metode SPK dengan multi kriteria dengan melihat adanya kriteria-kriteria yang dipergunakan dalam pengambilan keputusan.

B.   Rumusan Masalah

         Perumusan masalah dalam penulisan ini adalah:

  1. Apa yang dimaksud dengan sistem pendukung keputusan (Decision Support System)?
  2. Apa tujuan dari DSS, karakteristik DSS dan komponen-komponen utama DSS?
  3. Metode apa saja yang dapat digunakan dalam DSS?
  4. Apa yang dimaksud dengan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) / SPK?
  5. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode SPK?
  6. Bagaimana tahapan-tahapan metode SPK ?
  7. Apa prinsip dasar dari metode SPK?

C.   Tujuan

       Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan ini adalah :

  1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem pendukung keputusan (Decision Support System).
  2. Mengetahui tujuan dari DSS, karakteristik DSS dan komponen-komponen utama DSS.
  3. Mengetahui metode apa saja yang dapat digunakan dalam DSS.
  4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) / SPK.
  5. Mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode SPK.
  6. Mengetahui tahapan-tahapan metode SPK.
  7. Mengetahui prinsip dasar SPK.

 

 

BAB II PEMBAHASAN

 

1.1  Sistem Pendukung Keputusan

A.   Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

DSS merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, DSS merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2002).

Menurut Dadan Umar Daihani (2001:54), konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S.Scott Morton yang menjelaskan bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem yang berbasis computer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.

Selain itu Efraim Turban mengemukakan bahwa Sistem Pendukung Keputusan merupakan sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur.

Dari beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi struktur dan tidak terstruktur. Sistem ini memiliki fasilitas untuk menghasilkan berbagai alternatif yang secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai. Sistem ini berbasis komputer yang dirancang untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur. Kata berbasis komputer merupakan kata kunci, karena hampir tidak mungkin membangun SPK tanpa memanfaatkan komputer sebagai alat Bantu, terutama untuk menyimpan data serta mengelola model.

B.   Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Tujuan dari SPK adalah (Turban, 2005) :

  • Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
  • Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.
  • Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya.
  • Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
  • Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan).
  • Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, semakin banyak data yang diakses, makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi.
  •  Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit.
  • Mengatasi keterbatasan kognitif dalam memproses dan penyimpanan.

C.   Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Turban (2005) mengemukakan karakteristik dan kapabilitas kunci dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut :

  1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan tak terstruktur.
  2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini.
  3. Dukungan untuk individu dan kelompok.
  4. Dukungan untuk semua keputusan independen dan atau sekuensial.
  5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, desain, pilihan, dan implementasi.
  6. Dukungan pada berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
  7. Kemampuan sistem beradaptasi dengan cepat dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.
  8. Pengguna merasa seperti di rumah. User-friendly, kapabilitas grafis yang kuat, dan sebuah bahasa interaktif yang alami.
  9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas) dari pada efisiensi (biaya).
  10. Pengambil keputusan mengontrol penuh semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.
  11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sistem sederhana.
  12. Menggunakan model-model dalam penganalisisan situasi pengambilan keputusan.
  13. Disediakannya akses untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari sistem informasi geografi (GIS) sampai sistem berorientasi objek.
  14. Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.

D.   Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Turban (2005), Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari empat subsistem, yaitu:

 

  1. Manajemen Data, meliputi basis data yang berisi data-data yang relevan dengan keadaan dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut dengan Database Management System (DBMS).
  2. Manajemen Model berupa sebuah paket perangkat lunak yang berisi model-model finansial, statistik, management science, atau model kuantitatif, yang menyediakan kemampuan analisa dan perangkat lunak manajemen yang sesuai.
  3. Subsistem Dialog atau komunikasi, merupakan subsistem yang dipakai oleh user untuk berkomunikasi dan memberi perintah (menyediakan user interface).
  4. Manajemen Knowledge yang mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri sendiri.

E.    Macam – Macam Metode Sistem Pendukung Keputusan

Metode sistem pendukung keputusan sangatlah beragam, beberapa metode yang sering digunakan antara lain :

  • Metode Sistem Pakar
  • Metode Regresi Linier
  •  Metode Logika Fuzzy
  • Metode B/C Ratio
  • Metode SPK
  • Metode IRR
  • Metode NPV
  • Metode FMADM, dan lain sebagainya.

 

1.2  Metode AHP (Analytic Hierarchy Process) / SPK

A.   Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) / SPK

SPK merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki,  menurut Saaty,  hirarki didefinisikan  sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

SPK sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan  sebagai berikut :

  • Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.
  • Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
  • Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

B.   Kelebihan dan Kelemahan SPK

Layaknya sebuah metode analisis, SPK pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :

  • Kesatuan (Unity) ; SPK membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
  • Kompleksitas (Complexity); SPK memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
  • Saling ketergantungan (Inter Dependence); SPK dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
  • Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring); SPK mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.
  • Pengukuran (Measurement); SPK menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
  • Konsistensi (Consistency); SPK mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.
  • Sintesis (Synthesis); SPK mengarah pada perkiraan keseluruhan  mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.
  • Trade Off; SPK mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
  • Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus); SPK tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
  • Pengulangan Proses (Process Repetition); SPK mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu  permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.

Sedangkan kelemahan metode SPK adalah sebagai berikut:

  • Ketergantungan model SPK pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
  • Metode SPK ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

C.   Tahapan SPK

Dalam metode SPK dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998) :

  1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba tentukan solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya.
  2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan).
  3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya E1,E2,E3,E4,E5.
  4. Melakukan Mendefinisikan  perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty bisa dilihat di bawah. Intensitas Kepentingan:  

1 =  Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar

3 =  Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya, Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya

5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya

7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek.

9 =  Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memeliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.

2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan

Kebalikan = Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j , maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i.

  1. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.
  2. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
  3. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan  yang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan. Penghitungan dilakukan lewat cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata.
  4. Memeriksa konsistensi hirarki. Yang diukur dalam SPK adalah rasio konsistensi dengan melihat index konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10%.

Apabila suatu permasalahan pengambilan keputusan ingin diselesaikan dengan metode SPK, permasalahan tersebut perlu dimodelkan sebagai tiga hirarki umum, yakni tujuan, kriteria (termasuk sub-kriteria di bawahnya), dan alternatif.

Sebagai contoh, misalnya seorang manajer dihadapkan permasalahan untuk memilih armada logistik yang paling sesuai. Permasalahan ini dapat dimodelkan seperti model hirarki SPK di bawah ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj28Hl97vibNZ0vuz9tuKDlUQaDHKM4xKcHcnsVha4IXPYW7gFuZ3OFHk8gWAMdfknB6CXwhvoegYOQDUl4s_6rbYUBcxoRzzqLM3s0y2cK_5HeZYJDz6gL4YQcRT0fS6RV-CQgqoGUe04/s400/contoh-ahp.jpg

Dalam model di atas, terlihat ada beberapa level/baris yang membentuk sebuah hirarki. Level bagian atas adalah untuk merepresentasikan tujuan. dan level di bawahnya merupakan level kriteria dan sub-kriteria. Sedangkan level paling bawah menunjukkan kandidat-kandidat yang akan dipertimbangkan untuk dipilih.

D.   Prinsip Dasar dan Aksioma SPK

SPK didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu:

  1. Dekomposisi. Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan level yang baru.
  2. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments). Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen. Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan prioritas.
  3. Sintesa Prioritas.Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya.

 

 

 

E.    Manfaat Sistem Pendukung Keputusan

SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah :

1.       SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.

2.       SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah, terutama dalam berbagai isu yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

3.       SPK dapat menghasilkan solusi yang lebih cepat dan hasil yang lebih dapat diandalkan.

4.       Walaupun suatu SPK mungkin tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, tapi dia bisa menjadi stimulan bagi para pengambil keputusan dalam memahami masalah, karena mampu menghadirkan berbagai solusi alternatif.

F. Beberapa Contoh Dari SPK ( Sistem Pendukung Keputusan )

  1. SPK Penentuan Siswa Berprestasi

Menentukan keputusan dalam memilah siswa yang bisa atau layak untuk mendapatkan beasiswa. Dengan cara ini karakter akan menjadi acuannya. Dan dari karakter ini harus mempunyai nilai yang sempurna. Dengan cara inilah yang akan membuat penentuan akan tepat tujuannya. Spk ini sangat berguna bagi sekolah dalam pengembangan dan pemantauan siswa.

  1. SPK Penentuan Guru Teladan

Pemilihan guru teladan yang ada jika dengan menggunakan berdasarkan keputusan dari kepala sekolah akan kurang efisien. Karena itulah SPK ini dikembangkan untuk menentukan guru teladan yang layak di jadikan panutan. Dengan SPK ini pihak dari guru akan meningkatkan prestasi dan kinerja mereka. Dengan itulah perkembangan sekolah juga terjadi karena peningkatan dari pelajar di sekolah tersebut. Kebutuhan ini juga yang diinginkan oleh para orang tua agar mendapatkan pengajaran yang baik dengan kondisi guru yang lebih berpeluang.

  1. SPK Pemilihan Kepala Sekolah

SPK ini juga bisa digunakan untuk memilih kepala sekolah yang lebih unggul dan sesuai dengan kebutuhan dan kriteria dari sekolah yang ditentukan. Dengan SPK ini juga bisa menghindari kecurangan di sekolah tersebut.

  1. SPK Perangkinggan Siswa

Dengan penggunaan SPK ini pengajar dengan mudah dalam menentukan ranking setiap siswa hanya dengan memasukkan nilai si pelajar. Sehingga dengan penggunaan ini akan mengurangi atau menghindari kecurangan. Dan dengan sistem siswa dengan langsung dapat melihat detail nilai yang di dapat.

  1. SPK Pemilihan Kelas Terbaik

Pemilihan kelas mempunyai tugas dalam peningkatan cara pengajaran. Ini juga cara terbaik dalam meningkatkan kualitas sekolah tersebut.

 

 

 

 

BAB II PENUTUP

 

KESIMPULAN


Dari pembahasan di atas, kesimpulan yang dapat diambil adalah :

· Metode ini mampu digunakan untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat.

· Kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan ketika pengambilan keputusan seperti keterlambatan dalam mengambil keputusan dapat diminimalisir dengan menggunakan metode ini.

· Aplikasi dibuat fleksibel sehingga dapat memungkinkan personal maupun departemen untuk dapat mengubah nilai dari kriteria-kriteria yang ada.

 

SARAN

Semoga dengan berkembangnya komputer mampu membuat pekerjaan manusia semakin lebih mudah seperti digunakan untuk tujuan penelitian dan sebagainya.

Komputer dibuat dengan tujuan membantu umat manusia agar bisa semakin berkembang dan lebih kreatif lagi.

 

Situs Blog Saya : https://muhgiffary06.blogspot.com/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 


Daihani, Dadan Umar, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2001.

Efraim Turban, Decision Support System and Intelligent Systems, edisi Bahasa Indonesia jilid 1, Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2005.

Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2007.

Syaifullah. “Pengenalan Metode SPK (Analytical Hierarchy Process)”. Home page on-line. Available from http://syaifullah08.files.wordpress.com; Internet; Accessed 20 Oktober 2012.

Thomas L. Saaty, NEW! Creative Thinking, Problem Solving &  Decision Making, RWS Publ., ISBN-1-888603-03-8,2005.

https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-pendukung-keputusan/

https://garudacyber.co.id/artikel/787-contoh-sistem-pendukung-keputusan

 

 


0 komentar:

Posting Komentar